Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 15 Desember 2011

Organisasi dan Kemajuan Bangsa

Seperti yang saya tulis di sebuah forum media online, saya berusaha untuk memberikan sedikit pandangan baru mengenai posisi organisasi di mata pemuda guna memperjuangkan kemajuan bangsanya sendiri. (http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/14/organisasi-dan-kemajuan-bangsa/)


Kemajuan bangsa selalu bertitik tolak dari kemajuan masyarakat bangsa itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menciptakan suatu bangsa dengan segala realisasi impian masyarakat tersebut memerlukan banyak usaha dan pengorbanan.

Salah satu contoh pengorbanan ditinjau dari segi apa yang telah kita perbuat selama ini. Bercermin dari dunia bangsa-bangsa maju, diketahui bahwa pendidikan merupakan sisi paling sensitif dan penting yang menentukan arah suatu bangsa. Terlepas sedikit dari sisi pendidikan secara umum, mari kita masuk ke dalam kehidupan di dunia perguruan tinggi bangsa kita zaman ini.



Kisah-kisah para pelajar umumnya adalah sama, yaitu untuk menimba ilmu dari ruang kelas kemudian lulus, memulai kehidupan kerja dan berkeluarga. Hal tersebut tidaklah cukup untuk menjadi seorang pelajar yang dapat menyumbangkan sumbangsih bagi negara. Salah satu fakta unik dan menarik adalah bahwa pada masa sekarang ini, dunia sosial lebih memandang dari segi pengalaman yang kita peroleh pada waktu kita menempuh pendidikan, misalnya dengan melalui kegiatan organisasi ketimbang memperhitungkan nilai akademik semata. Mengapa demikian? Karena untuk melakukan pembangunan, negara dan masyarakat memerlukan sosok yang mau dan terbiasa untuk berkorban, memimpin, dan mengeksekusi apa yang menjadi objektif mayoritas.

Hal inilah yang berujung kepada pentingnya kegiatan berorganisasi bagi seorang pelajar. Organisasi senantiasa menjadi tempat berlatih bagi kita, para pemuda, untuk menghadapi segala konflik dan peristiwa dunia dengan teknik mengasah kemampuan intelektual dan diplomatik kita. Seperti yang penulis alami di organisasi Bina Nusantara English Club dimana organisasi tersebut tidak hanya memberikan kesempatan mendalami ilmu Bahasa Inggris semata, akan tetapi juga kesempatan untuk menciptakan berbagai kegiatan kemahasiswaan (mulai dari lomba Asian English Olympics hingga usaha pemecahan Guinness World of Record). Kegiatan mahasiswa dengan segala lika liku perjalanannya telah membentuk mental dan pemikiran yang positif bagi pelajar untuk tidak menyerah dan berjuang semaksimal mungkin untuk mewujudkan kegiatan tersebut.

Organisasi sungguh menjadi contoh praktik nyata dari masyarakat dalam merealisasikan objektif yang dimiliki. Pemerintah juga merupakan salah satu organisasi yang berusaha untuk melayani kepentingan masyarakat banyak. Akan jauh lebih baik apabila setiap orang yang bekerja di pemerintahan telah memiliki mental dan komitmen yang baik, yang ditunjukkan melalui pengalaman organisasi yang mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat banyak. Zaman sekarang bukan lagi sekedar zaman informasi, tetapi juga zaman eksekusi dari informasi-informasi yang tersebar. Hal ini pertanda bahwa masyarakat harus mulai untuk merealisasikan tujuan bersama dari negara mereka dengan sesegera mungkin, dengan memulai dari pengembangan diri sendiri.
Sekian opini yang dapat saya lontarkan.

Maju terus Indonesia-ku!

Sabtu, 10 Desember 2011

2011 Seoul Short Course Euphoria

Hi all, welcome back to my blog!
Today, am going to tell an adventure of mine during joining a short course from Kyunghee University in Seoul city this July 2011.


We just arrived in Incheon airport after 9 hours of flight. It was so impressing me and my friends (elisa, kevin and fendy) with the first view of South Korea. Thank Binus International Office that had provided this chance along with the scholarship for spending summer time with global relatives in this event. So, we were waiting for around 3 hours before we leaved the airport, and went to Sewha Hall Dormitory.


I had a Russian roommate, she is very nice person and smart indeed. We have exchanging our country's souvenirs and get closer to be a good friends. Okay, so I will start to tell about the places that we've visited. This part would be the most interesting part that you will read :)




We went to a strange restaurant near dorm, without any capabilities of speaking Korean (and oh my Gosh, the waiter and all of the guest there can't speak English well). Then, we give our best effort to guess what is the menu that we want (okay, so the menu only consist of korean Hangeul and without price list) :( It was quite fun and memorable that we also pay the meals by giving as much money as we predicted so they could pay back if there's any rest.




Along with my beloved friends, we went to tourism site almost everyday! (Yeah, we only had 29 days there!). Picture above was taken at Korea Museum (crypt of Kim Sejung monument).



We were given chances to try the queen's costumes right. See our smile faces above? Yeah, we have spending our time with very grateful yet happily day by day! 



We tried to make bibimbap (비 빔 밥) by ourselves when we were visiting Hanok Village (historical sites of South Korea). Even though the taste was strange, I endeavor to eat it all. haha, very sad of being not competent in cooking. :D


Okay, we are proud being girls, and spent a lot of time visited shops. Picture above was taken at Dongdaemun street where business district is alive. Heaven of cosmetics and cloths there.


Ah, I forgot what the name of this big dish. I just remembered that it was very spicy, lot of meats and 'kwetiaw'. And beside it, the black bowl contains ginseng and chicken. Great combination of dishes that empowered our spirit to keep fighting in a new country.





I made a picture by attaching small ink pillow at this paper. Under the paper, there is a printed wood so we can easily have a same picture by pressing the pillow with this paper. Quite cheap, only 1000won or around 8600IDR.



We also went to Myeongdong to watch incredible cooking show called "Nanta's kitchen". So, there's a drama where a chef team struggling to make dishes for a special objective (such as "wedding" etc). The uniqueness was their capabilities of dance and cook at the same time, also with a fresh comedy. I think, we could called it similar with "standing comedy". 


That was a picture of us with great background of Kyunghee University (just 1 out of many buildings there). Can you imagine how big this university right? The fact is that this university was built at a mountain. So we should let ourselves walked on a very long street with a lot of rises.



Hey, this young woman was drawing my face on her canvas paper. After that, I just realized that this woman is specialized on children section, so the result also made a children face of mine. :P


At that time, I went outside with my Malaysian friends along Ewha Women's University district. It was a rainy day  but never stops our spirit to explore Seoul more. B-)


We went to Insadong to buy some merchandises before go home. As you knew before, Seoul is very famous of its street snacks. So I just stop for a while and tasted a great waffle. Uh, missing this moment so much!


Banpo Bridge. Yeah, we went here almost 3 times to catch the colors come out from the bridge. Fortunately we catch it at the last day we went there. Amazingly beautiful.


I love all of my days there, and wishes to get more time to post experiences on this blog at the other time. I gotta go now, hope you enjoy! :) Ciao.




Rabu, 23 November 2011

Pendidikan, Resolusi Kemajuan Bangsa

[Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti perlombaan essay]
Pendidikan, Resolusi Kemajuan Bangsa
Berbagai macam persoalan datang menimpa nusantara kita, Indonesia. Berbagai komentar pun berseliweran di dalam masyarakat kita sebagai reaksi dari persoalan tersebut. Akankah kita hanya bisa terdiam saja menyaksikan kesemua hal tersebut? Mari saya ajak Anda semua, para pembaca, untuk menyelami ke dasar lautan persoalan guna menemukan kunci solusi yang tidak terlihat oleh kita semua dari permukaan. 


Sebenarnya negeri kita sangatlah unik, terdiri dari berbagai jenis kebudayaan yang saling memperkaya pengetahuan satu sama lain. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa masih saja terdapat perselisihan pendapat yang berujung pada terjadinya pertengkaran dan tindakan kriminal. Hal inilah yang bisa kita jadikan sebagai dasar dari persoalan yang lebih besar, contohnya korupsi. Percaya atau tidak, segala sesuatu persoalan yang terjadi di bumi ini adalah hasil / akibat dari pola tingkah laku dan perbuatan manusia itu sendiri. Disini kita menarik sebuah kata kunci, yaitu berasal dari manusia. Manusia memiliki pikiran dan mental, lalu apa yang salah dengan kedua hal tersebut? Jawabannya cukup sederhana, yaitu tidak terasah dengan baik.

Berbagai teori telah dikembangkan oleh para ahli ternama, hanya untuk memaparkan perihal mendasar dari segala sikap dan perilaku manusia, yaitu berakar kepada pendidikan. Saya sendiri mengalami perubahan pola pikir dan tingkah laku seiring dengan bertambahnya pendidikan yang saya jalani. Pikiran dan mental akan sejalan dengan baik dan efektif apabila disertai dengan perolehan pendidikan yang mencukupi juga. Kita dapat belajar dari pengalaman Negara-negara lain yang pernah luluh lantak oleh berbagai peristiwa, salah satunya adalah Jepang dimana pendidikan selalu diutamakan dan menjadi ujung tombak pembangunan agar terciptanya kekuatan untuk melawan segala persoalan pemerintahan. 

Kita semua mungkin telah mengetahui tentang adanya program Wajib Belajar bagi masyarakat Indonesia, dimana sebenarnya apabila kita tilik dari kacamata idealisme, merupakan langkah awal yang patut diacungi jempol karena bersifat mendorong kemajuan intelektual rakyat. Masih ingatkah Anda tentang salah satu film terkenal buatan sutradara Indonesia yang menceritakan semangat juang para pelajar yang terkendala oleh masalah finansial, Laskar Pelangi? Film tersebut sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia dikarenakan kelihaiannya dalam mengorek apa sebenarnya yang menjadi permasalahan negeri ini. Pendidikan yang tidak pernah sepadan dengan tingkat ekonomi masyarakat, terkadang anak-anak harus melepaskan bangku sekolahnya begitu saja dikarenakan tuntutan ekonomi yang terus menerjang.



Pendidikan sungguh merupakan denyut nadi terpenting bagi kehidupan suatu bangsa. Kita bisa menerapkan beberapa ide baru yang dapat merangsang perkembangan tingkat pendidikan masyarakat kita, salah satunya adalah dengan cara membangun sekolah-sekolah dan sekaligus memperbaiki taraf kehidupan para guru sehingga tenaga pengajar juga dapat memberikan dukungan sebaik mungkin dalam kegiatan belajar mengajar. Mengapa demikian? Karena awal pertama kali yang harus kita perhatikan tentunya pihak yang berperan aktif dalam mentransfer ilmu, yaitu para guru. Seringkali tenaga pengajar ini merasa tidak terjamin kehidupan keluarganya dikarenakan penghasilan yang kurang memadai sehingga mendorong mereka untuk berpindah mata pencaharian ke pekerjaan yang lebih menjamin. Alhasil semakin berkurang pula tenaga pengajar yang berperan penting tersebut. Sungguh miris memang, namun dapat diyakini secara pasti bahwa keadaan akan berbalik positif apabila kita juga menyikapinya dengan positif. Ide lainnya bisa berupa penambahan pemberian beasiswa kepada para anak didik masih jauh di pedalaman, yang terkadang tidak terekspos oleh media massa dan juga sulit untuk mengakses informasi dari pemerintah.

Pelatihan kepemimpinan yang rutin kepada para tenaga pengajar juga bisa menjadi solusi lainnya dalam mempersiapkan anak didik untuk memiliki jiwa kepemimpinan di samping kepandaian secara intelektual. Kita seringkali salah kaprah dalam melihat fungsi dari guru, bahwa guru hanya merupakan perantara ilmu pengetahuan saja. Padahal sebagian besar waktu muda manusia dihabiskan di bangku sekolah, dan merupakan momen yang sangat tepat untuk menyisipkan berbagai kegiatan yang dapat melatih kemampuan kepemimpinan dan berpikir kritis sekaligus realitis, yang tidak terbatas kepada para pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) saja.

Berbagai opini pemimpin bangsa menyetujui bahwa pendidikan sungguh merupakan kunci utama kemajuan bangsa1. Kita mengetahui dan menyadari hal tersebut, tetapi masih terhambat dalam kenyataan untuk merealisasikannya dikarenakan sebagian besar dari diri kita juga masih belum tertanam jiwa kepemimpinan dan pendidik. Dalam menanggulangi dilema seperti itu, ada baiknya apabila kita juga memulai menanamkan ke dalam diri kita sendiri akan pentingnya pendidikan untuk anak muda bangsa, dan sangat akan terbantu apabila diri kita juga turut terjun langsung menghadapi perubahan diri menjadi seorang pemimpin seperti yang kita impikan.

Ide lain yang ingin saya tawarkan adalah memperbanyak program pendidikan sekaligus prioritas bekerja yang dapat dilakukan dengan kerjasama antar lembaga di negeri kita. Contohnya adalah seperti yang dilakukan salah satu perbankan yang menyelenggarakan adanya kesempatan bagi masyarakat untuk mendaftarkan diri agar dapat memperoleh pendidikan secara gratis dan kemudian langsung bisa memperoleh pekerjaan apabila telah selesai menempuh pendidikan tersebut. Agaknya hal ini dapat diperluas dan diperbanyak lagi hingga ke pelosok daerah. Contoh paling kongkret adalah dengan membuka program seperti ini tetapi dengan tujuan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Indonesia, seperti membuka perguruan tinggi pariwisata gratis bagi masyarakat yang lulus seleksi dan dapat menjalani pendidikan pariwisata selama tenggat waktu tertentu kemudian dipekerjakan sebagai duta-duta wisata di daerah tersebut. Hal ini selain meningkatkan kemampuan berkomunikasi dari peserta didik (keahlian berbahasa tentunya menjadi fokus perhatian dalam pelatihan ini), juga dapat sekaligus meningkatkan rasa cinta masyarakat kepada negeri ini. Karena kita semua telah menyadari bahwa masyarakat sekarang ini mulai terkikis rasa kepedulian terhadap negeri ini dikarenakan banyaknya isu dan peristiwa buruk yang menimpa dan dipublikasikan secara meluas, sehingga masyarakat mulai tertanam akan pandangan yang buruk tersebut. 

Selain itu juga, kita bisa mengkombinasikan antara kepentingan perusahaan bisnis dengan kepentingan bangsa dan Negara kita. Contohnya dalam menstimulasi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial dengan cara yang berbeda, bukan lagi sekadar memberikan secara utuh apa yang diinginkan masyarakat, melainkan dengan memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat. Dengan kata lain, perusahaan dapat lebih memilih untuk membangun sekolah dan rumah sakit rendah biaya daripada memberikan bantuan pangan yang dapat dihabiskan dalam sekali waktu.

Dengan pendidikan pula, masyarakat dapat mengontrol dengan bijak apa yang akan dilakukannya dalam keseharian hidupnya. Hal ini dapat mengurangi jumlah peristiwa sosial yang tidak diinginkan, seperti bunuh diri dan perampokan. Bahkan dengan pendidikan yang tepat, masyarakat dapat membentuk asumsi yang positif dan setia mendukung pembangunan negerinya.
Memang terdengar agak klise di telinga kita tentang manfaat dari pendidikan ini. Akan tetapi itulah fakta yang kita alami. Menyadari dan mengetahuinya tentulah tidak cukup bagi kita. Diperlukan suatu keberanian dan jiwa kepemimpinan dalam diri kita masing-masing untuk berusaha mau melakukan gebrakan pembangunan dan menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk berbuat hal yang sama, yakni memajukan pendidikan bangsa.

Hal terakhir yang dapat saya rangkum dari esai ini adalah bahwa untuk menyelesaikan satu per satu masalah bangsa, diperlukan fondasi pendidikan yang kuat di mata pemerintah dan masyarakat. Pendidikan juga harus dibekali dengan ilmu kepemimpinan dan pengalaman bersosialisasi yang tinggi, baik dalam diri tenaga pendidiknya maupun di dalam diri para anak didik.

Semoga inti dari esai ini dapat bermanfaat bagi kita semua! Terima kasih.
[Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti lomba artikel dari suatu badan institusi di Jakarta]

Penanggulangan Kemiskinan melalui
 Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

Sanitasi, sebuah istilah yang sangat erat kaitannya dengan air minum. Begitu juga kaitannya dengan kesehatan masyarakat, khususnya yang berada di bawah garis kelayakan ekonomi. Telah menjadi suatu fakta umum bahwa seringkali kemiskinan itu identik dengan segala hal dan lingkungan yang tidak layak dan kotor. Apakah kita bisa menerima begitu saja kenyataan pahit tersebut?
Jika ditilik lebih mendalam, sebenarnya kelayakan hidup tidak harus dinilai dari seberapa tinggi tingkat ekonomi yang melekat pada diri seseorang. Kita bisa mengusahakan kebersihan dan membina kesehatan sesama dimulai dari penyeragaman sikap dan perilaku kita sendiri. Mungkin kita sudah sering mendengar “kebersihan pangkal kesehatan” dan memang itulah yang berlaku di dunia ini. Dengan mengupayakan kebersihan, maka secara otomatis kesehatan akan diperoleh. Tetapi yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana bisa kita merealisasikan keadaan yang memenuhi syarat kebersihan itu? Apakah hanya gedung-gedung elit yang bisa mewujudkan keadaan tersebut? Tentu saja tidak.
Yang paling mendasar dari tindakan ini adalah menanamkan kesadaran secara global tentang manfaat dari menjaga kebersihan dan dampak negatif dari membiarkan lingkungan tercemar (bisa dengan program edukasi, program sosialisasi video / visual, dan program teladan – bertindak dahulu agar masyarakat bisa mencontoh). Berangkat dari kesadaran tersebut, sekarang saatnya kita beralih ke tahap pemberdayaan masyarakat miskin untuk berbagai program mewujudkan sanitasi tersebut. Langkah pertama adalah membangun saluran pembuangan baru sehingga dapat mengurangi volume sampah yang tersumbat di parit-parit. Dengan memperkerjakan tenaga kerja miskin bukan berarti gaji yang mereka terima juga ala kadarnya saja, tetapi juga harus tetap dihargai layaknya pekerja umum lainnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menghubungkan antara program kerja dari pemerintah (khususnya mengenai penanggulangan pengangguran) dan juga program kerja dari perusahaan-perusahaan berskala besar (terkait dengan program tanggung jawab sosial perusahaan masing-masing). Diyakini secara pasti bahwa program ini dapat memberikan dampak yang positif bagi perekonomian para tenaga kerja tersebut.
Tidak berhenti di titik tersebut saja, kita juga harus memulai memasang penyaring-penyaring air untuk memperoleh kualitas air yang layak. Saya sendiri telah sering mengalami keadaan dimana air yang disalurkan ke tempat hidup saya sungguh tidak layak, seperti adanya bau-bau parit dan agak menghitam. Hal ini saya tanggulangi dengan menggunakan penyaring air yang tersedia di pasaran (dengan memanfaatkan arang, ijuk dan beberapa bahan lainnya), alhasil air yang disaring dapat lebih layak untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Bagaimana dengan masyarakat luas? Saya yakin bahwa kita bisa memberdayakan masyarakat untuk membuat saringan-saringan alami tersebut (dengan didanai dari pemerintah) dan kemudian dijual kepada lingkungan sosialnya dengan harga yang tidak terlalu mahal, sehingga dapat mendorong kebiasaan untuk ‘membersihkan’ air dan sekaligus membantu perekonomian rakyat.
Selebihnya saya melihat bahwa peranan para aktivis lingkungan disini sangat penting untuk menggarap proyek pembangunan air minum dengan tetap berdasar pada prinsip awal, yaitu memberdayakan masyarakat miskin. Ada baiknya apabila kawasan untuk pembangunan air minum ini berada di kawasan yang masih terjamin kebersihan airnya, seperti kawasan Sukabumi (meskipun sudah ada beberapa mata air yang dibangun disana). Masyarakat dapat berkontribusi dalam mendistribusikannya ke kalangan masyarakat lain yang terancam dengan kondisi air yang kotor.
Kembali ke poin sebelumnya, bahwa kebersihan juga harus tetap dijaga. Kita seringkali melihat kondisi debu yang tebal di ibukota dan lingkungan yang sangat tidak menyehatkan (panas yang menyengat). Kita sangat memerlukan pengaruh pemerintah dalam hal ini untuk memberlakukan kebijakan dan peraturan ketat (seperti menghukum secara finansial terhadap para oknum masyarakat yang membuang sampah sembarangan). Dan sangat diimpikan bahwa peraturan ini dapat diberlakukan secara tegas tanpa pandang bulu. Karena melihat kondisi yang tidak adil apabila hanya para petugas kebersihan saja yang diberikan tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan sedangkan limbah itu sendiri berasal dari masyarakat yang mengartikan bahwa hal itu menjadi tanggung jawab bersama.
Adapun sampah yang terlampau banyak tersebut bisa ditangani dengan cara penimbunan darat, dan kita bisa memanfaatkan lumpur Sidoarjo yang semakin menggenang dan memprihatinkan untuk hal ini. Ide yang saya pikirkan adalah mempergunakan lumpur yang berlimpah itu untuk menimbun sampah-sampah yang semakin banyak di suatu daerah yang agak jauh dari pemukiman hidup masyarakat. Secara mekanis, sebagian lumpur Sidoarjo dapat dipindahkan untuk mengubur gunungan sampah yang telah ditempatkan dalam suatu daerah khusus. Karakteristik dan sifat kimiawi dari lumpur diharapkan dapat membantu banyak dari segi menghanyutkan sampah-sampah yang telah dikumpulkan tersebut. diharapkan Meskipun akan menyedot pendanaan dari segi transportasi, tetapi hal ini juga dapat sekaligus menopang hidup masyarakat dengan mempekerjakan para tenaga kerja tersebut (sekali lagi) untuk program ini. Di pihak lain, kekhawatiran akan lumpur tersebut juga diharapkan dapat segera diatasi.
Kembali lagi ke poin pembangunan air minum, berkaitan dengan pengolahan sampah yang telah dilakukan sedemikian rupa, tidak membatasi kemungkinan ke depannya justru daerah ibukota dapat menjadi salah satu sumber mata air yang bagus (ditilik dari segi proses siklus air – dengan bantuan hujan yang dapat menetralisir kondisi pasca pengolahan sampah besar-besaran). Penanaman pohon juga sangat penting untuk menjadi tanggul penyimpanan air bersih yang berasal dari hujan. Pohon tidak lagi sekedar hiasan belaka (seperti yang selama ini terjadi, dimana pohon menjadi penghias ibukota dengan kondisi yang tidak terjaga-tidak hijau sama sekali) melainkan menjadi faktor penyelamat hidup bagi sesama. Pemberian bibit tanaman juga dirasa sangat penting kepada para masyarakat untuk kemudian dapat dibudidayakan di lingkungan tempat tinggal mereka, sehingga suasana hijau dapat ditemui dimanapun kita berada.
Saya melihat bahwa untuk pengolahan air minum ini juga memiliki peluang bagi para pemulung untuk lebih giat mencari botol-botol plastik yang nantinya bisa digunakan untuk kemasan daur ulang air minum. Hal ini tentunya melalui proses sterilisasi terlebih dahulu dengan mesin professional yang dapat memakai gas methana dari hasil pengkomposan sampah-sampah makanan yang lain. Para pemulung ini dapat berperan aktif dalam mengatasi sampah-sampah organik maupun tidak untuk kembali didaur ulang. Pembangunan air minum tidak semata hanya membangun sebuah perusahaan yang memproses air minum kemasan, tetapi juga menjamin tersedianya air minum bersih untuk masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. Sangat disayangkan apabila air minum yang bersih tersebut harus kembali mencemari lingkungan dengan pemakaian kemasan plastik yang susah untuk didaur ulang. Oleh karena itulah, sangat penting untuk memproses kembali kemasan plastik yang terdahulu untuk dapat kembali dipergunakan secara bijak.
Adapun hal lain yang dapat mengurangi porsi kemiskinan di negeri ini adalah memberdayakan para pengangguran yang berada di tepi jalanan untuk transmigrasi ke daerah-daerah yang akan dikembangkan menjadi daerah pusat pembangunan air minum ke depannya dan mereka sendiri akan dipekerjakan disana sekaligus untuk memperbaiki taraf hidup mereka. Ya, saya sangat setuju dengan program transmigrasi yang bertujuan jelas seperti ini agar dapat mengimbangi kehidupan sosial di daerah dan perkotaan. Dengan melalui program transmigrasi secara tepat dan cepat, para pekerja akan dapat dilatih dan dipekerjakan dalam proyek pencarian mata air pegunungan dan kemudian mendistribusikannya ke perusahaan untuk diolah ataupun disalurkan ke masyarakat sekitar yang membutuhkan. Sejalan dengan program ini, aktivitas reboisasi juga bisa dilakukan secara efektif, dikarenakan pencarian mata air terkadang juga memerlukan aktivitas penggalian yang apabila tidak dikendalikan maka dapat merusak lingkungan.
Hal lainnya yang dapat dikembangkan adalah pemanfaatan air bersih tersebut (setelah melalui beberapa langkah di atas) ke dalam sistem pendingin ruangan. Saya sangat mengimpikan adanya perusahaan masa depan yang menggunakan air sebagai sumber pendingin ruangan, tidak lagi memakai CFC dan berbagai jenis gas berbahaya lainnya. Secara tidak langsung, apabila ada kemungkinan untuk teknologi seperti ini, maka akan memperluas lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Berangkat dari sistem pendingin ruangan, maka beragam teknologi lainnya juga bisa memakai air sebagai sumber komoditi utamanya (harus dicari tahu bagaimana untuk tidak mempertemukan listrik dan air dalam satu waktu). Dengan begitu maka sanitasi akan tercapai dan masyarakat tidak perlu lagi takut dengan gangguan penyakit yang biasanya ditularkan melalui media cair.
Sangat disarankan juga untuk melakukan pengecekan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu (hal ini bisa dilakukan bersamaan dengan perekrutan mereka sebagai tenaga kerja dalam berbagai program pembangunan air minum dan penanggulangan sampah). Hal ini dilakukan guna untuk mengembangkan kegiatan sanitasi yang sekaligus dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ada baiknya apabila diadakan studi banding ke negara-negara maju lainnya yang telah lebih terdahulu mengembangkan berbagai teknologi ramah lingkungan dan mampu menunjang kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya. Menyejajarkan standar kebersihan kita dengan Negara-negara maju tersebut sangatlah penting, karena mendorong kita untuk terus membina kebersihan lingkungan dan makanan agar dapat melewati seluruh prasyarat dari standar itu sendiri.
Dapat saya perjelas lagi dari poin awal essai ini, bahwa untuk merealisasikan program penunjangan kualitas hidup masyarakat dengan membangun air minum dan sanitasi, diperlukan terlebih dahulu kesadaran dari diri masing-masing akan pentingnya hal tersebut bagi dirinya pribadi. Tidak cukup dengan kesadaran saja, melainkan harus juga ditunjang dengan sikap teladan (contoh) dari sukarelawan yang mencintai lingkungan ini, contohnya penanaman pohon, proses penyaringan air yang baik dan benar. Berlanjut ke arah pengolahan sampah yang efektif dapat secara tidak langsung menyelesaikan persoalan sosial (contohnya penanganan lumpur Sidoardjo). Pelatihan yang intensif kepada para calon tenaga kerja disertai dengan transmigrasi ke wilayah yang masih perlu dikembangkan, juga merupakan rangkaian dari langkah-langkah inisiatif dalam program ini. Belajar ke negeri tetangga sungguh dapat menjadi dorongan bagi para praktisi muda untuk mencontoh cara kerja efektif mereka dalam mewujudkan program lingkungan seperti ini. Hingga pada akhirnya yaitu pengecekan kesehatan secara rutin yang dianggap sebagai langkah terakhir untuk memastikan bahwa umpan balik dari program ini adalah positif dan sesuai dengan harapan kita semua.
Kesemua langkah di atas sangat erat kaitannya dengan air bersih, dan tetap menjadi prioritas utama bagi kita untuk mendahulukan program pengadaan air bersih bagi masyarakat.
Beragam penelitian telah menunjukkan ribuan manfaat dari air bersih itu sendiri. Salah satu yang paling penting adalah untuk meningkatkan kesehatan manusia. Air bersih adalah satu-satunya obat alami yang mampu membantu menangkal datangnya penyakit ke dalam tubuh kita.  Oleh karena itu, tunggu apalagi? Mari kita segera memulainya dari hidup kita sendiri. Sekian.

Fly to Your Dream Job!

[Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti sebuah perlombaan menulis artikel]

Berbicara mengenai perekrutan karyawan di sebuah perusahaan, tentunya tidak pernah lepas dari kenyataan banyaknya  pertimbangan yang harus dihadapi oleh pihak HRD perusahaan tersebut. Hal ini juga tidak terlepas dari keinginan dan impian para calon karyawan yang lulus dari perguruan tinggi. 

Seringkali kita melihat fakta bahwa tidak jarang perusahaan merasa tidak cocok dengan karyawan sehingga terpaksa harus memberhentikan mereka dari perusahaan mereka. Apa yang terjadi disini? Beragam argumen muncul guna membahas hal tersebut, salah satunya adalah masalah moralitas. Tidak jarang berbagai kasus kriminalitas muncul di dalam perusahaan, seperti perselisihan pendapat yang brutal antar sesama karyawan (ataupun bawahan-atasan), tindakan penyelewengan finansial perusahaan, hingga tindakan diskriminasi di dalam perusahaan. Semua itu tentu menciptakan suasana buruk yang secara pasti menurunkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Pertama, kita telah melewati situasi ekonomi yang buruk, dengan terjadinya krisis global, yang tidak hanya merugikan pihak-pihak elite di dunia perusahaan tetapi juga kepada garis bawah perusahaan. Harga bahan pokok yang melambung, taraf hidup yang semakin meninggi, dan juga semakin terbatasnya anggaran perusahaan kepada kesejahteraan karyawan telah menjadi permasalahan pokok terjadinya kasus kriminalitas tersebut. Tidak jarang keadaan emosional tersulut dikarenakan masalah tersebut.

Kedua, adalah menyangkut masalah ketidakcocokan antar sesama pekerja. Hal ini memang menyangkut soal kepribadian masing-masing orang yang tidak bisa ditarik kesimpulan secara pasti. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa “intelektual dan pengalaman” bermain di dalam permasalahan ini. Terkadang pihak yang satu merasa lebih eksklusif dan berpengalaman dibanding pihak lainnya sehingga tidak mau menerima masukan dan saran dari pihak lainnya dan muncullah perselisihan tersebut. 

Ketiga adalah mengenai kebijakan perusahaan yang biasanya tidak terlalu mendukung kesejahteraan karyawan, sehingga karyawan merasa terabaikan dan tidak bersemangat dalam pekerjaannya untuk mencapai visi perusahaan. Sangat diperlukan kondisi mental yang tahan banting dari karyawan dan juga perhatian dari atasan untuk mengatasi semua hal itu.
Melihat hal tersebut, kini banyak pihak universitas yang mengejar keterampilan softskill pada anak didiknya, di samping keterampilan akademik. Mahasiswa dibiasakan untuk berorganisasi dan melatih kemampuan sosialnya secara nyata dengan mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler semasa mereka berada di bangku kuliah, sehingga lulusan sarjana saat ini boleh dikatakan berkualitas dan mampu menghindari permasalahan-permasalahan yang telah dijabarkan di atas.

Oleh sebab itu, ada baiknya perusahaan saat ini tidak lagi mengutamakan pengalaman kerja dari calon karyawan, akan tetapi juga mempertimbangkan kualitas dari seorang lulusan sarjana, sekalipun masih fresh graduate, karena mereka tidak hanya terdidik secara intelektual akan tetapi juga secara moral. Hal ini tentu dapat membantu perusahaan mencapai visi secara maksimal.

Semut dan Burung

[Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti lomba penulisan artikel]


Illustrasi seekor semut yang sedang mengangkat tiga buah roti dan burung yang sedang membuka paruhnya tersebut mengingatkan saya akan sesuatu pengalaman tersendiri yang pribadi. Semut itu adalah orang yang menjadi role model / panutan saya saat ini yaitu para peserta Paralympic (sejenis Olimpiade yang ditujukan khusus kepada orang-orang dengan keterbatasan fisik), dan burung itu adalah saya sendiri. Mengapa demikian? Berikut saya jabarkan.
Semut tersebut berukuran sangat kecil jika dibandingkan dengan roti yang diangkatnya itu, akan tetapi dia masih sanggup untuk mengangkatnya (bahkan tiga keping sekaligus). Hal ini bagi saya mengartikan bahwa terkadang orang dengan keterbatasan fisik yang seadanya (atau malah cacat) justru mampu mengangkat beban (menghadapi beban) yang jauh lebih berat dan besar dibandingkan dirinya. Roti yang diangkat di punggung semut itu sendiri adalah makanan juga bagi sang semut, menandakan bahwa semut tidak menganggap bahwa beban di punggungnya itu adalah masalah, melainkan adalah suatu perjuangan untuk memperoleh kemakmuran. Para peserta Paralympic itu adalah kalangan orang dengan segala kepercayaan dirinya dan akhirny mampu mengubah keterbatasan dirinya menjadi pemacu semangat hidup untuk terus berkarya meniti masa depan.

Burung yang lebih besar ukurannya dengan semut tersebut dan juga sedang membuka paruhnya adalah representative dari diri saya sendiri, dimana terkadang apa yang telah kita miliki tidak kita hargai atau manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya. Justru kita seringkali hidup dalam bayangan orang lain, mengagumi seseorang. Tapi, justru terlalu fokus dengan apa yang telah dikerjakan oleh semut, makanya meskipun burung berdaging tebal dan juga memiliki sayap, akan tetapi tetap merasa kesulitan pula dalam mengikuti kata hati yang sesungguhnya.

Satu hal yang saya penting pegang sebagai prinisp dasar adalah bahwa kehidupan itu hanyalah sekali, maka patut bagi kita sebagai insan manusia yang hendaknya mengartikan hal itu sebagai pemicu perjuangan kita di masa-masa sulit untuk tetap bertahan dan mendapatkan hasil indah sesuai dengan yang diinginkan. Isilah dengan beragam hal yang berguna dan tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri. Pantang menyerah untuk mengejar impian, ingatlah bahwa apabila Thomas Alva Edison putus asa pada percobaan ke-1999 nya, mungkin bukan dia yang menemukan lampu pijar. Kita tidak akan pernah tahu tentang kejadian masa depan. Kita hanya akan mampu untuk menebaknya dengan segala kerja keras dan keyakinan diri kita.

Kamis, 17 November 2011

Integrated Marketing Communication [part 1]

Hei fellas!
it's been a long time since i seldom post anything in here again.
So, as usual am gonna using this blog to post my thoughts again related to my discipline (or you can call it as "reason-to-clarify", because i will use it to learn for my mid exam :P)

First is about Website, everybody do know about web site right? According to Rayport and Jaworski (2004), web site has increasingly being used because it became tool of marketing communications. We can know something faster via sharing through web site.

We should prepare well for our organization's web site,
Here are the 7Cs of the customer interface (things you should know before making an awesome web site):
1. Context = layout and design of web site
2. Content = text, sound, pictures and video material
3. Community = site-enabled, user-to-user communication
4. Customization = site facilities to tailor itself to user needs
5. Communication = the ways in which two-way communication is enabled
6. Commerce = ability to enable commercial transactions
7. Connection = the number of other linked sites.

That's for web site. We'll meet again for another part, stay tune!

Rabu, 29 Juni 2011

Belajar Advertising for Marcomm

Belajar di jurusan Marcomm bisa dibilang gampang-gampang susah. Mengapa? Karena biasanya kita diminta untuk menghapal berpuluh-puluh teori dan pada saat diujiankan diminta pemecahan kasus saja (yang notabenenya pengaplikasian teori sangatlah minim diperlukan). Okay, pertama tentang riset penelitian pemasaran, terutama dalam rangka melakukan penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kesimpulan dalam merencanakan pembuatan sebuah iklan.

Berikut beberapa langkahnya:
-Mendefinisikan dan menjabarkan permasalahan yang kita hadapi (misalnya produk kurang terkenal di kalangan umum)
-Mengembangkan pendekatan dari pemikiran kita tentang permasalahan itu (kerangka pemikiran)
-Merumuskan kerangka penelitian (menciptakan desain dan strategi penelitian)
-Mencari data-data yang diperlukan
-Melakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan
-Melaporkan dan mempresentasikan hasil analisis terhadap data-data tersebut.

Cukup singkat, bukan? Tetapi sangat diperlukan ketelitian dan komitmen serta usaha keras untuk memperoleh hasil yang maksimal dan akurat.

Dalam membuat branding dari produk dan jasa, diperlukan adanya penelitian terhadap analisa pasar, dikarenakan dengan melalui hal-hal tersebut, kita dapat menentukan gambaran seperti apa yang lagi "ngetrend" di pasaran dan juga hal-hal yang diinginkan masyarakat (yang menjadi kebutuhan masyarakat) dan juga hal-hal yang melekat di masyarakat (sesuai dengan budaya dan peraturan mereka). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan branding
adalah seperti target perusahaan, tujuan (visi) dari perusahaan, kemampuan keuangan, keahlian, sumber daya manusia, lingkungan industri, dan tren bisnis yang selalu berubah-ubah.

semoga membantu! wish me luck for tomorrow's exam!! :D also wish my mom get well soon. I love you, Mom.

Senin, 30 Mei 2011

Paper PTK - Technology, Social, and World

PAPER ULASAN

Gary Krug. (2005). Communication Technology and Cultural Change, Sage Publication. London. ISBN: 07619 7200 5 (GK) – Chapter 6-7

“TEKNOLOGI, SOSIAL, DAN DUNIA”

Disusun oleh:

ZUKARLITA
1301044246

04PGO

MARKETING COMMUNICATION

2010/2011

BINUS UNIVERSITY

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat bimbingan-Nya lah paper ulasan ini berhasil diselesaikan pula. Paper ulasan kali ini akan mengulas tentang bagaimana sudut pandang Gary Krug membahas perubahan kebudayaan terkait dengan perkembangan teknologi yang ada dari waktu ke waktu. Perubahan ini bersifat global dan terkait dengan bagaimana pola kehidupan manusia saat itu. Hal tersebut menunjukkan suatu fakta baru bahwa teknologi sungguh merupakan katalisator yang sangat ampuh untuk perubahan kehidupan umat manusia.

Di dalam paper ulasan ini, saya tidak akan terlalu banyak mengutip pernyataan Gary dan kemudian mengkritiknya habis-habisan, melainkan saya lebih banyak mengambil penerapan teori dan pandangan Beliau tersebut ke kehidupan nyata saat ini, kemudian mencocokkannya apakah sesuai atau tidak sehingga dapat dianalisa kebenarannya dan bukti signifikan dari perubahan dunia itu sendiri secara mengglobal. Saya kira dengan cara pembahasan seperti ini akan lebih mempermudah pemahaman pembaca sekalian terhadap jalan pemikiran yang saya pilih dalam mengulas pembahasan artikel Gary Krug tersebut.

Berangkat dari alasan itulah, paper ulasan ini dibuat. Diharapkan para pembaca dan saya sendiri dapat memperoleh penambahan pengetahuan serta pandangan baru mengenai pengaruh teknologi terhadap kelangsungan hidup kita dalam bernegara dan berbangsa.

Paper ulasan yang menjadi tugas mandiri terakhir dalam mata kuliah “Perkembangan Teknologi dan Komunikasi” ini tentunya bukan merupakan tulisan terakhir pula dari saya untuk terus mengkritisi dunia teknologi masa kini, semoga paper ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berkarya. Terima kasih.

Penyusun

Zukarlita


"Science without religion is lame. Religion without science is blind."
Albert Einstein


BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Mungkin kita tidak menyadari secara langsung tentang apa yang telah berubah dalam dunia yang kita tempati saat ini. Perubahan dunia secara berkala tersebut secara diam-diam sudah ”meracuni” gaya hidup kita dan terkadang berakibat fatal apabila tidak diimbangi dengan tindakan dan pemikiran yang tepat dan bijak. Perubahan ini baru dapat kita lihat secara utuh apabila kita membuka lagi lembaran terdahulu mengenai sejarah hidup manusia secara periodik dan kemudian membandingkannya dengan kehidupan saat ini.

Pandangan dan panutan filosofi hidup juga turut dipengaruhi dengan adanya kemunculan teknologi baru. Pernahkah kita mendengar kaum ateis? Menurut pada pengertian di Wikipedia Indonesia, dikatakan bahwa ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Hal ini terjadi dengan seiring tidak terkuaknya bukti kongkrit mengenai keberadaan Tuhan dan pengikut kaum ini lebih cenderung berpihak pada apa yang “terlihat secara kasat mata” dan tentunya perkembangan teknologi yang merambah menjadi salah satu pujaan mereka untuk tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bukan nilai ketuhanan.

Dewasa ini, hampir sebagian besar umat manusia telah berada di bawah kontrol teknologi, bukannya yang memegang tampuk kendali atas semua itu. Kita dapat melihat bahwa anak-anak muda zaman sekarang seringkali tidak mengindahkan adanya kebersamaan dengan keluarga, melainkan memilih untuk tetap terbuai dalam kemesraan memainkan video game di alat-alat teknologi canggih yang dimilikinya.­­ Dan yang paling miris lagi adalah persoalan pornografi yang tiada hentinya menyebar melalui jaringan teknologi yang mumpuni. Semua persoalan ini hendaknya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membangun masyarakat yang lebih baik.

I.II TUJUAN PEMBAHASAN

Paper ulasan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

· Memperoleh pengetahuan akan hubungan fenomena dunia yang terjadi dengan apa yang menjadi sudut pandang seorang Gary Krug.

· Mendapatkan pemahaman baru tentang perubahan dunia dan sosial (peristiwa, permasalahan beserta penyelesaiannya), serta proyeksi akan bagaimana perubahan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

· Menuangkan pemikiran kritis terhadap suatu persoalan yang terjadi.

· Melatih kita untuk terus bersikap bijak dalam menerima informasi yang sangat banyak dari peralatan teknologi yang dapat mengaburkan tujuan awal hidup kita.

Keempat tujuan di atas sudah cukup merangkum apa yang akan kami inginkan dari pembahasan materi Gary Krug. Terima kasih.


BAB II

PEMBAHASAN

“Teknologi, Kebenaran, dan Kompleksitas Industri Militer”

(“Technology, Truth, and the Military-Industrial Complex”. Page 134)

Dikatakan pada awal paragraph bahwa kebenaran tidak pernah akan menjadi hal yang sederhana. Hal ini akan lebih baik apabila dijelaskan terlebih dahulu apa yang menyebabkan demikian (alasannya). Setelah saya tinjau dari beberapa karya penulis lainnya, kebenaran itu sungguh rumit, tergantung dari bagaimana sudut pandang dan pemikiran (mindset) orang yang menerimanya. Salah satu faktor yang turut menentukan batas-batas kebenaran adalah teknologi, dalam hal ini lebih secara spesifik adalah media massa. Sebagai contoh, saya akan mengangkat permasalahan Lumpur Lapindo yang seringkali timbul dan tenggelam sebagai pokok bahasan media massa. Sebagian besar media massa menyatakan tentang rasa keprihatinan serta kebencian masyarakat terhadap sikap PT Lapindo Brantas yang dianggap tidak bertanggung jawab. Sebagai seorang yang awam, akan dengan mudah berita itu dianggap sebagai suatu kebenaran dan kemudian bisa saja terdorong untuk melakukan berbagai aksi anarkis terkait dengan “kebenaran” yang dia pegang tersebut.

Standar Pengukuran

Tidak dapat dipungkiri bahwa sangat sulit untuk menentukan alat ukur atau patokan terhadap suatu pernyataan untuk kemudian dianggap sebagai kebenaran yang sebenarnya. Kini dunia maya dan teknologi sudah mampu menjadi sumber kebenaran yang dianggap “benar”. Perlu ditarik sebuah benang merah penting dari artikel Gary Krug itu bahwa teknologi memang berasal dari kebutuhan kehidupan militer untuk mengakses kebenaran secara cepat dan tepat. Memex merupakan produk pioneer dalam menyebarluaskan informasi tentang kebenaran di tahun 1918. Kebenaran dianggap benar setiapkali mereka mendapatkan informasi dari perangkat Memex tersebut, karena yang bisa mengaksesnya hanya beberapa orang tertentu saja. Hal ini membuat penggunanya tidak merasa curiga akan adanya pencurian “kebenaran” dari data tersebut. Mari kita bandingkan dengan zaman sekarang, dimana pernyataan dan dokumen penting dari berbagai instansi pemerintah dapat mudah menyebar ke masyarakat (terkuak) dengan adanya situs berbagi seperti Wikileaks. Dan tentunya sebagai anggota masyarakat di era modern ini, kita harus dapat mengkritisi apakah informasi-informasi tersebut adalah hal yang benar atau malah informasi rekaan yang dibuat untuk memperoleh sensasi sesaat dari publik?

“Informasi dan Tatanan Sosial: Pornografi dan Publik”

(“Information and Social Order: Pornography and the Public”)

Saya cukup setuju dengan pernyataan dari Gary bahwa di kebudayaan yang sudah sangat modern ini, kita masih tidak sanggup untuk menyelesaikan suatu kontradiksi (perbedaan pendapat) khususnya dalam pemikiran tentang kehidupan sosial. Terlalu banyaknya informasi yang beredar di internet justru membuat kisruh dunia pendidikan, khususnya anak-anak yang masih belum terkategorikan sebagai orang dewasa karena kebanyakan dari informasi yang beredar itu adalah termasuk dalam konten pornografi. Bagaimana Negara dan publik dapat meresponnya? Tentu saja hal ini diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pornografi akan dapat diatasi selama daya tangkap dan pemikiran (pengolahan informasi) di setiap anggota masyarakat itu positif, tidak dikendalikan oleh nafsu belaka.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat saya tarik adalah bahwa semua teknologi yang dilahirkan saat ini memiliki akibat yang cukup kompleks terhadap kebudayaan dan pola hidup manusia (baik akibat positif maupun negatif). Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan menanamkan pola pikir yang netral, bijak dan kritis terhadap informasi yang diterima tersebut. Sehingga pada akhirnya, kejahatan di ruang publik dapat terkendali dan malah dikurangi.

Adapun saran dan kritik akan saya terima dengan senang hati, silahkan memberitahu saya secara langsung ataupun tidak. Diharapkan saya dapat lebih menyempurnakan tulisan saya di karya tulis saya selanjutnya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

· Gary Krug. (2005). Communication Technology and Cultural Change, Sage Publication. London.

· http://www.mdtamerica.com/images/Technology4.jpg (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://en.wikipedia.org/wiki/Memex (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://rescomp.stanford.edu/~cheshire/EinsteinQuotes.html (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://id.wikipedia.org/wiki/Ateisme (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://www.upress.umn.edu/Books/M/miller_technologies.html (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://larrycuban.wordpress.com/2010/01/06/a-naked-truth-about-technologies-in-schools/ (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://nasional.kompas.com/read/2010/02/15/12471965/Lumpur.Lapindo.Jadi.Perhatian.Dunia (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://en.wikipedia.org/wiki/WikiLeaks (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://topnews.ae/images/Cyber-Porn.jpg (diakses pada tanggal 30 May 2011)

Alamat URL Blog saya:

http://charleeta.blog.binusian.org/2011/05/23/advertising-and-public-relations/

http://charleeta-tzu.blogspot.com/2011/05/paper-ptk-advertising-public-relation.html