Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 23 November 2011

Fly to Your Dream Job!

[Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti sebuah perlombaan menulis artikel]

Berbicara mengenai perekrutan karyawan di sebuah perusahaan, tentunya tidak pernah lepas dari kenyataan banyaknya  pertimbangan yang harus dihadapi oleh pihak HRD perusahaan tersebut. Hal ini juga tidak terlepas dari keinginan dan impian para calon karyawan yang lulus dari perguruan tinggi. 

Seringkali kita melihat fakta bahwa tidak jarang perusahaan merasa tidak cocok dengan karyawan sehingga terpaksa harus memberhentikan mereka dari perusahaan mereka. Apa yang terjadi disini? Beragam argumen muncul guna membahas hal tersebut, salah satunya adalah masalah moralitas. Tidak jarang berbagai kasus kriminalitas muncul di dalam perusahaan, seperti perselisihan pendapat yang brutal antar sesama karyawan (ataupun bawahan-atasan), tindakan penyelewengan finansial perusahaan, hingga tindakan diskriminasi di dalam perusahaan. Semua itu tentu menciptakan suasana buruk yang secara pasti menurunkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Pertama, kita telah melewati situasi ekonomi yang buruk, dengan terjadinya krisis global, yang tidak hanya merugikan pihak-pihak elite di dunia perusahaan tetapi juga kepada garis bawah perusahaan. Harga bahan pokok yang melambung, taraf hidup yang semakin meninggi, dan juga semakin terbatasnya anggaran perusahaan kepada kesejahteraan karyawan telah menjadi permasalahan pokok terjadinya kasus kriminalitas tersebut. Tidak jarang keadaan emosional tersulut dikarenakan masalah tersebut.

Kedua, adalah menyangkut masalah ketidakcocokan antar sesama pekerja. Hal ini memang menyangkut soal kepribadian masing-masing orang yang tidak bisa ditarik kesimpulan secara pasti. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa “intelektual dan pengalaman” bermain di dalam permasalahan ini. Terkadang pihak yang satu merasa lebih eksklusif dan berpengalaman dibanding pihak lainnya sehingga tidak mau menerima masukan dan saran dari pihak lainnya dan muncullah perselisihan tersebut. 

Ketiga adalah mengenai kebijakan perusahaan yang biasanya tidak terlalu mendukung kesejahteraan karyawan, sehingga karyawan merasa terabaikan dan tidak bersemangat dalam pekerjaannya untuk mencapai visi perusahaan. Sangat diperlukan kondisi mental yang tahan banting dari karyawan dan juga perhatian dari atasan untuk mengatasi semua hal itu.
Melihat hal tersebut, kini banyak pihak universitas yang mengejar keterampilan softskill pada anak didiknya, di samping keterampilan akademik. Mahasiswa dibiasakan untuk berorganisasi dan melatih kemampuan sosialnya secara nyata dengan mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler semasa mereka berada di bangku kuliah, sehingga lulusan sarjana saat ini boleh dikatakan berkualitas dan mampu menghindari permasalahan-permasalahan yang telah dijabarkan di atas.

Oleh sebab itu, ada baiknya perusahaan saat ini tidak lagi mengutamakan pengalaman kerja dari calon karyawan, akan tetapi juga mempertimbangkan kualitas dari seorang lulusan sarjana, sekalipun masih fresh graduate, karena mereka tidak hanya terdidik secara intelektual akan tetapi juga secara moral. Hal ini tentu dapat membantu perusahaan mencapai visi secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar