Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 23 November 2011

Pendidikan, Resolusi Kemajuan Bangsa

[Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti perlombaan essay]
Pendidikan, Resolusi Kemajuan Bangsa
Berbagai macam persoalan datang menimpa nusantara kita, Indonesia. Berbagai komentar pun berseliweran di dalam masyarakat kita sebagai reaksi dari persoalan tersebut. Akankah kita hanya bisa terdiam saja menyaksikan kesemua hal tersebut? Mari saya ajak Anda semua, para pembaca, untuk menyelami ke dasar lautan persoalan guna menemukan kunci solusi yang tidak terlihat oleh kita semua dari permukaan. 


Sebenarnya negeri kita sangatlah unik, terdiri dari berbagai jenis kebudayaan yang saling memperkaya pengetahuan satu sama lain. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa masih saja terdapat perselisihan pendapat yang berujung pada terjadinya pertengkaran dan tindakan kriminal. Hal inilah yang bisa kita jadikan sebagai dasar dari persoalan yang lebih besar, contohnya korupsi. Percaya atau tidak, segala sesuatu persoalan yang terjadi di bumi ini adalah hasil / akibat dari pola tingkah laku dan perbuatan manusia itu sendiri. Disini kita menarik sebuah kata kunci, yaitu berasal dari manusia. Manusia memiliki pikiran dan mental, lalu apa yang salah dengan kedua hal tersebut? Jawabannya cukup sederhana, yaitu tidak terasah dengan baik.

Berbagai teori telah dikembangkan oleh para ahli ternama, hanya untuk memaparkan perihal mendasar dari segala sikap dan perilaku manusia, yaitu berakar kepada pendidikan. Saya sendiri mengalami perubahan pola pikir dan tingkah laku seiring dengan bertambahnya pendidikan yang saya jalani. Pikiran dan mental akan sejalan dengan baik dan efektif apabila disertai dengan perolehan pendidikan yang mencukupi juga. Kita dapat belajar dari pengalaman Negara-negara lain yang pernah luluh lantak oleh berbagai peristiwa, salah satunya adalah Jepang dimana pendidikan selalu diutamakan dan menjadi ujung tombak pembangunan agar terciptanya kekuatan untuk melawan segala persoalan pemerintahan. 

Kita semua mungkin telah mengetahui tentang adanya program Wajib Belajar bagi masyarakat Indonesia, dimana sebenarnya apabila kita tilik dari kacamata idealisme, merupakan langkah awal yang patut diacungi jempol karena bersifat mendorong kemajuan intelektual rakyat. Masih ingatkah Anda tentang salah satu film terkenal buatan sutradara Indonesia yang menceritakan semangat juang para pelajar yang terkendala oleh masalah finansial, Laskar Pelangi? Film tersebut sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia dikarenakan kelihaiannya dalam mengorek apa sebenarnya yang menjadi permasalahan negeri ini. Pendidikan yang tidak pernah sepadan dengan tingkat ekonomi masyarakat, terkadang anak-anak harus melepaskan bangku sekolahnya begitu saja dikarenakan tuntutan ekonomi yang terus menerjang.



Pendidikan sungguh merupakan denyut nadi terpenting bagi kehidupan suatu bangsa. Kita bisa menerapkan beberapa ide baru yang dapat merangsang perkembangan tingkat pendidikan masyarakat kita, salah satunya adalah dengan cara membangun sekolah-sekolah dan sekaligus memperbaiki taraf kehidupan para guru sehingga tenaga pengajar juga dapat memberikan dukungan sebaik mungkin dalam kegiatan belajar mengajar. Mengapa demikian? Karena awal pertama kali yang harus kita perhatikan tentunya pihak yang berperan aktif dalam mentransfer ilmu, yaitu para guru. Seringkali tenaga pengajar ini merasa tidak terjamin kehidupan keluarganya dikarenakan penghasilan yang kurang memadai sehingga mendorong mereka untuk berpindah mata pencaharian ke pekerjaan yang lebih menjamin. Alhasil semakin berkurang pula tenaga pengajar yang berperan penting tersebut. Sungguh miris memang, namun dapat diyakini secara pasti bahwa keadaan akan berbalik positif apabila kita juga menyikapinya dengan positif. Ide lainnya bisa berupa penambahan pemberian beasiswa kepada para anak didik masih jauh di pedalaman, yang terkadang tidak terekspos oleh media massa dan juga sulit untuk mengakses informasi dari pemerintah.

Pelatihan kepemimpinan yang rutin kepada para tenaga pengajar juga bisa menjadi solusi lainnya dalam mempersiapkan anak didik untuk memiliki jiwa kepemimpinan di samping kepandaian secara intelektual. Kita seringkali salah kaprah dalam melihat fungsi dari guru, bahwa guru hanya merupakan perantara ilmu pengetahuan saja. Padahal sebagian besar waktu muda manusia dihabiskan di bangku sekolah, dan merupakan momen yang sangat tepat untuk menyisipkan berbagai kegiatan yang dapat melatih kemampuan kepemimpinan dan berpikir kritis sekaligus realitis, yang tidak terbatas kepada para pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) saja.

Berbagai opini pemimpin bangsa menyetujui bahwa pendidikan sungguh merupakan kunci utama kemajuan bangsa1. Kita mengetahui dan menyadari hal tersebut, tetapi masih terhambat dalam kenyataan untuk merealisasikannya dikarenakan sebagian besar dari diri kita juga masih belum tertanam jiwa kepemimpinan dan pendidik. Dalam menanggulangi dilema seperti itu, ada baiknya apabila kita juga memulai menanamkan ke dalam diri kita sendiri akan pentingnya pendidikan untuk anak muda bangsa, dan sangat akan terbantu apabila diri kita juga turut terjun langsung menghadapi perubahan diri menjadi seorang pemimpin seperti yang kita impikan.

Ide lain yang ingin saya tawarkan adalah memperbanyak program pendidikan sekaligus prioritas bekerja yang dapat dilakukan dengan kerjasama antar lembaga di negeri kita. Contohnya adalah seperti yang dilakukan salah satu perbankan yang menyelenggarakan adanya kesempatan bagi masyarakat untuk mendaftarkan diri agar dapat memperoleh pendidikan secara gratis dan kemudian langsung bisa memperoleh pekerjaan apabila telah selesai menempuh pendidikan tersebut. Agaknya hal ini dapat diperluas dan diperbanyak lagi hingga ke pelosok daerah. Contoh paling kongkret adalah dengan membuka program seperti ini tetapi dengan tujuan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Indonesia, seperti membuka perguruan tinggi pariwisata gratis bagi masyarakat yang lulus seleksi dan dapat menjalani pendidikan pariwisata selama tenggat waktu tertentu kemudian dipekerjakan sebagai duta-duta wisata di daerah tersebut. Hal ini selain meningkatkan kemampuan berkomunikasi dari peserta didik (keahlian berbahasa tentunya menjadi fokus perhatian dalam pelatihan ini), juga dapat sekaligus meningkatkan rasa cinta masyarakat kepada negeri ini. Karena kita semua telah menyadari bahwa masyarakat sekarang ini mulai terkikis rasa kepedulian terhadap negeri ini dikarenakan banyaknya isu dan peristiwa buruk yang menimpa dan dipublikasikan secara meluas, sehingga masyarakat mulai tertanam akan pandangan yang buruk tersebut. 

Selain itu juga, kita bisa mengkombinasikan antara kepentingan perusahaan bisnis dengan kepentingan bangsa dan Negara kita. Contohnya dalam menstimulasi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial dengan cara yang berbeda, bukan lagi sekadar memberikan secara utuh apa yang diinginkan masyarakat, melainkan dengan memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat. Dengan kata lain, perusahaan dapat lebih memilih untuk membangun sekolah dan rumah sakit rendah biaya daripada memberikan bantuan pangan yang dapat dihabiskan dalam sekali waktu.

Dengan pendidikan pula, masyarakat dapat mengontrol dengan bijak apa yang akan dilakukannya dalam keseharian hidupnya. Hal ini dapat mengurangi jumlah peristiwa sosial yang tidak diinginkan, seperti bunuh diri dan perampokan. Bahkan dengan pendidikan yang tepat, masyarakat dapat membentuk asumsi yang positif dan setia mendukung pembangunan negerinya.
Memang terdengar agak klise di telinga kita tentang manfaat dari pendidikan ini. Akan tetapi itulah fakta yang kita alami. Menyadari dan mengetahuinya tentulah tidak cukup bagi kita. Diperlukan suatu keberanian dan jiwa kepemimpinan dalam diri kita masing-masing untuk berusaha mau melakukan gebrakan pembangunan dan menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk berbuat hal yang sama, yakni memajukan pendidikan bangsa.

Hal terakhir yang dapat saya rangkum dari esai ini adalah bahwa untuk menyelesaikan satu per satu masalah bangsa, diperlukan fondasi pendidikan yang kuat di mata pemerintah dan masyarakat. Pendidikan juga harus dibekali dengan ilmu kepemimpinan dan pengalaman bersosialisasi yang tinggi, baik dalam diri tenaga pendidiknya maupun di dalam diri para anak didik.

Semoga inti dari esai ini dapat bermanfaat bagi kita semua! Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar