Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Senin, 30 Mei 2011

Paper PTK - Technology, Social, and World

PAPER ULASAN

Gary Krug. (2005). Communication Technology and Cultural Change, Sage Publication. London. ISBN: 07619 7200 5 (GK) – Chapter 6-7

“TEKNOLOGI, SOSIAL, DAN DUNIA”

Disusun oleh:

ZUKARLITA
1301044246

04PGO

MARKETING COMMUNICATION

2010/2011

BINUS UNIVERSITY

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat bimbingan-Nya lah paper ulasan ini berhasil diselesaikan pula. Paper ulasan kali ini akan mengulas tentang bagaimana sudut pandang Gary Krug membahas perubahan kebudayaan terkait dengan perkembangan teknologi yang ada dari waktu ke waktu. Perubahan ini bersifat global dan terkait dengan bagaimana pola kehidupan manusia saat itu. Hal tersebut menunjukkan suatu fakta baru bahwa teknologi sungguh merupakan katalisator yang sangat ampuh untuk perubahan kehidupan umat manusia.

Di dalam paper ulasan ini, saya tidak akan terlalu banyak mengutip pernyataan Gary dan kemudian mengkritiknya habis-habisan, melainkan saya lebih banyak mengambil penerapan teori dan pandangan Beliau tersebut ke kehidupan nyata saat ini, kemudian mencocokkannya apakah sesuai atau tidak sehingga dapat dianalisa kebenarannya dan bukti signifikan dari perubahan dunia itu sendiri secara mengglobal. Saya kira dengan cara pembahasan seperti ini akan lebih mempermudah pemahaman pembaca sekalian terhadap jalan pemikiran yang saya pilih dalam mengulas pembahasan artikel Gary Krug tersebut.

Berangkat dari alasan itulah, paper ulasan ini dibuat. Diharapkan para pembaca dan saya sendiri dapat memperoleh penambahan pengetahuan serta pandangan baru mengenai pengaruh teknologi terhadap kelangsungan hidup kita dalam bernegara dan berbangsa.

Paper ulasan yang menjadi tugas mandiri terakhir dalam mata kuliah “Perkembangan Teknologi dan Komunikasi” ini tentunya bukan merupakan tulisan terakhir pula dari saya untuk terus mengkritisi dunia teknologi masa kini, semoga paper ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berkarya. Terima kasih.

Penyusun

Zukarlita


"Science without religion is lame. Religion without science is blind."
Albert Einstein


BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Mungkin kita tidak menyadari secara langsung tentang apa yang telah berubah dalam dunia yang kita tempati saat ini. Perubahan dunia secara berkala tersebut secara diam-diam sudah ”meracuni” gaya hidup kita dan terkadang berakibat fatal apabila tidak diimbangi dengan tindakan dan pemikiran yang tepat dan bijak. Perubahan ini baru dapat kita lihat secara utuh apabila kita membuka lagi lembaran terdahulu mengenai sejarah hidup manusia secara periodik dan kemudian membandingkannya dengan kehidupan saat ini.

Pandangan dan panutan filosofi hidup juga turut dipengaruhi dengan adanya kemunculan teknologi baru. Pernahkah kita mendengar kaum ateis? Menurut pada pengertian di Wikipedia Indonesia, dikatakan bahwa ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Hal ini terjadi dengan seiring tidak terkuaknya bukti kongkrit mengenai keberadaan Tuhan dan pengikut kaum ini lebih cenderung berpihak pada apa yang “terlihat secara kasat mata” dan tentunya perkembangan teknologi yang merambah menjadi salah satu pujaan mereka untuk tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bukan nilai ketuhanan.

Dewasa ini, hampir sebagian besar umat manusia telah berada di bawah kontrol teknologi, bukannya yang memegang tampuk kendali atas semua itu. Kita dapat melihat bahwa anak-anak muda zaman sekarang seringkali tidak mengindahkan adanya kebersamaan dengan keluarga, melainkan memilih untuk tetap terbuai dalam kemesraan memainkan video game di alat-alat teknologi canggih yang dimilikinya.­­ Dan yang paling miris lagi adalah persoalan pornografi yang tiada hentinya menyebar melalui jaringan teknologi yang mumpuni. Semua persoalan ini hendaknya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membangun masyarakat yang lebih baik.

I.II TUJUAN PEMBAHASAN

Paper ulasan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

· Memperoleh pengetahuan akan hubungan fenomena dunia yang terjadi dengan apa yang menjadi sudut pandang seorang Gary Krug.

· Mendapatkan pemahaman baru tentang perubahan dunia dan sosial (peristiwa, permasalahan beserta penyelesaiannya), serta proyeksi akan bagaimana perubahan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

· Menuangkan pemikiran kritis terhadap suatu persoalan yang terjadi.

· Melatih kita untuk terus bersikap bijak dalam menerima informasi yang sangat banyak dari peralatan teknologi yang dapat mengaburkan tujuan awal hidup kita.

Keempat tujuan di atas sudah cukup merangkum apa yang akan kami inginkan dari pembahasan materi Gary Krug. Terima kasih.


BAB II

PEMBAHASAN

“Teknologi, Kebenaran, dan Kompleksitas Industri Militer”

(“Technology, Truth, and the Military-Industrial Complex”. Page 134)

Dikatakan pada awal paragraph bahwa kebenaran tidak pernah akan menjadi hal yang sederhana. Hal ini akan lebih baik apabila dijelaskan terlebih dahulu apa yang menyebabkan demikian (alasannya). Setelah saya tinjau dari beberapa karya penulis lainnya, kebenaran itu sungguh rumit, tergantung dari bagaimana sudut pandang dan pemikiran (mindset) orang yang menerimanya. Salah satu faktor yang turut menentukan batas-batas kebenaran adalah teknologi, dalam hal ini lebih secara spesifik adalah media massa. Sebagai contoh, saya akan mengangkat permasalahan Lumpur Lapindo yang seringkali timbul dan tenggelam sebagai pokok bahasan media massa. Sebagian besar media massa menyatakan tentang rasa keprihatinan serta kebencian masyarakat terhadap sikap PT Lapindo Brantas yang dianggap tidak bertanggung jawab. Sebagai seorang yang awam, akan dengan mudah berita itu dianggap sebagai suatu kebenaran dan kemudian bisa saja terdorong untuk melakukan berbagai aksi anarkis terkait dengan “kebenaran” yang dia pegang tersebut.

Standar Pengukuran

Tidak dapat dipungkiri bahwa sangat sulit untuk menentukan alat ukur atau patokan terhadap suatu pernyataan untuk kemudian dianggap sebagai kebenaran yang sebenarnya. Kini dunia maya dan teknologi sudah mampu menjadi sumber kebenaran yang dianggap “benar”. Perlu ditarik sebuah benang merah penting dari artikel Gary Krug itu bahwa teknologi memang berasal dari kebutuhan kehidupan militer untuk mengakses kebenaran secara cepat dan tepat. Memex merupakan produk pioneer dalam menyebarluaskan informasi tentang kebenaran di tahun 1918. Kebenaran dianggap benar setiapkali mereka mendapatkan informasi dari perangkat Memex tersebut, karena yang bisa mengaksesnya hanya beberapa orang tertentu saja. Hal ini membuat penggunanya tidak merasa curiga akan adanya pencurian “kebenaran” dari data tersebut. Mari kita bandingkan dengan zaman sekarang, dimana pernyataan dan dokumen penting dari berbagai instansi pemerintah dapat mudah menyebar ke masyarakat (terkuak) dengan adanya situs berbagi seperti Wikileaks. Dan tentunya sebagai anggota masyarakat di era modern ini, kita harus dapat mengkritisi apakah informasi-informasi tersebut adalah hal yang benar atau malah informasi rekaan yang dibuat untuk memperoleh sensasi sesaat dari publik?

“Informasi dan Tatanan Sosial: Pornografi dan Publik”

(“Information and Social Order: Pornography and the Public”)

Saya cukup setuju dengan pernyataan dari Gary bahwa di kebudayaan yang sudah sangat modern ini, kita masih tidak sanggup untuk menyelesaikan suatu kontradiksi (perbedaan pendapat) khususnya dalam pemikiran tentang kehidupan sosial. Terlalu banyaknya informasi yang beredar di internet justru membuat kisruh dunia pendidikan, khususnya anak-anak yang masih belum terkategorikan sebagai orang dewasa karena kebanyakan dari informasi yang beredar itu adalah termasuk dalam konten pornografi. Bagaimana Negara dan publik dapat meresponnya? Tentu saja hal ini diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pornografi akan dapat diatasi selama daya tangkap dan pemikiran (pengolahan informasi) di setiap anggota masyarakat itu positif, tidak dikendalikan oleh nafsu belaka.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat saya tarik adalah bahwa semua teknologi yang dilahirkan saat ini memiliki akibat yang cukup kompleks terhadap kebudayaan dan pola hidup manusia (baik akibat positif maupun negatif). Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan menanamkan pola pikir yang netral, bijak dan kritis terhadap informasi yang diterima tersebut. Sehingga pada akhirnya, kejahatan di ruang publik dapat terkendali dan malah dikurangi.

Adapun saran dan kritik akan saya terima dengan senang hati, silahkan memberitahu saya secara langsung ataupun tidak. Diharapkan saya dapat lebih menyempurnakan tulisan saya di karya tulis saya selanjutnya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

· Gary Krug. (2005). Communication Technology and Cultural Change, Sage Publication. London.

· http://www.mdtamerica.com/images/Technology4.jpg (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://en.wikipedia.org/wiki/Memex (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://rescomp.stanford.edu/~cheshire/EinsteinQuotes.html (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://id.wikipedia.org/wiki/Ateisme (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://www.upress.umn.edu/Books/M/miller_technologies.html (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://larrycuban.wordpress.com/2010/01/06/a-naked-truth-about-technologies-in-schools/ (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://nasional.kompas.com/read/2010/02/15/12471965/Lumpur.Lapindo.Jadi.Perhatian.Dunia (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://en.wikipedia.org/wiki/WikiLeaks (diakses pada tanggal 30 May 2011)

· http://topnews.ae/images/Cyber-Porn.jpg (diakses pada tanggal 30 May 2011)

Alamat URL Blog saya:

http://charleeta.blog.binusian.org/2011/05/23/advertising-and-public-relations/

http://charleeta-tzu.blogspot.com/2011/05/paper-ptk-advertising-public-relation.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar